SMK WH DI FESTIVAL MURAL TENUN IKAT LAMONGAN

SMK WH DI FESTIVAL MURAL TENUN IKAT LAMONGAN

Suara eSeMKa–, Lamongan (16/9) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lamongan melaksanakan Festival Mural Tenun Ikat di Desa Parengan Kecamatan Maduran. Festival Mural merupakan salah satu program kegiatan Disparkeb Kabupaten Lamongan sebagai wadah untuk berkreasi seni sekaligus jembatan untuk mengenalkan kebudayaan dan produk UMKM warga Lamongan. Melalui Festival Mural ini, para seniman diajak untuk mempromosikan kekayaan budaya dan kreasi UMKM warga Lamongan.

Sebagai tuan rumah, Desa Parengan merupakan salah satu desa di Kecamatan Maduran yang terkenal sebagai pengrajin tenun ikat, tak hanya di Kota Lamongan bahkan di beberapa daerah baik di Provinsi Jawa Timur maupun Nasional. Sejak dulu hingga di era industri 4.0 ini, kerajinan tenun ikat Desa Parengan masih menjadi salah satu produk unggulan UMKM Kabupaten Lamongan. Di tengah-tengah pesatnya pertumbuhan dan perkembangan teknologi di bidang tenun, para perajin tunun di Desa Parengan masih menggunakan alat tenun tradisional. Hal itulah yang melatarbelakangi penunjukan Desa Parengan sebagai tuan rumah Festival Mural Tenun Ikat.

Ibu Kadin Parkeb saat diwawancarai Jurnalis Suara eSeMKa

“Karena di Desa Parengan ini adalah central tenun (pembuatan tenun) dan telah dinobatkan oleh Ibu Khofifah Gubernur Jawa Timur sebagai desa devisa sebab di sini banyak pengrajin tenun ikatnya”. Tutur Kadin Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lamongan, Ibu Siti Rubikah, SE., M. Si.

Bapak Selamet Rosyidin, SH., S. Pd. selaku Kepala Desa Parengan mengungkapkan bahwa dipilihnya Parengan sebagai tuan rumah Fesival Mural ini merupakan suatu kebanggaan bagi seluruh warga Desa Parengan. Sebab tenun ikat adalan ikon dan produk andalan Desa Parengan yang menjadikan kesejahteraan bagi masyarakat Desa Parengan.

“Sebagai tuan rumah kami menyiapkan lokasi yang akan dimural dari beberapa hari yang lalu. Sebagaimana informasi yang kami terima dari Disparkeb Lamongan, bahwa pelaksanaan tanggal 16 September, maka jauh-jauh hari kami sudah menyiapkan tempatnya. Karena ini di 2 RW maka persiapannya harus sangat baik”. Papar Bapak Selamet.

Selain dihadiri oleh Kadin Pariwisata dan Kebudayaan Lamongan, Festival Mural Tenun Ikat ini juga dihadiri oleh Bupati Lamongan, Bapak Yuhronur Efendi beserta wakilnya. Beliau hadir dan menyaksikan langsung kreasi para peserta Mural.

Bupati Lamongan saat diwawancarai Jurnalis Suara eSeMKa

“Ya tentu, dengan adanya Festival Mural ini semakin memperkuat brand Desa Devisa Parengan. Sehingga akan lebih dikenal, lebih indah untuk melengkapi produk-produk UMKM Lamongan yang sudah luar biasa”. Ungkap Bapak Yuhronur Efendi saat diwawancarai Jurnalis Suara eSeMKa.

Senada dengan Bapak Yuhronur, sebagai Kadin Pariwisata dan Kebudayaan Lamongan Ibu Siti Rubikah berharap dengan adanya Festival Mural ini agar tenun ikat Desa Parengan semakin dikenal tingkat Nasional dan bahkan Dunia, juga nanti tidak hanya berupa mural tapi juga Dinparkeb Lamongan akan selalu mempromosikan bahwa di Lamongan khususnya di Desa Parengan ini terdapat sentral pengrajin dan penghasil tenun ikat.

SMK Wachid Hasjim Maduran Berpartisipasi di Festival Mural Tenun Ikat

Sebagai lembaga pendidikan yang berada di Desa Parengan, SMK Wachid Hasjim Maduran turut berpartisipasi sebagai peserta Festival Mural Tenun Ikat. Sebanyak 7 peserta didik dikirimkan untuk mengikuti festival.

Bapak Ahmad Zuhdi, S. Pd. (Kepala SMK Wahas Maduran saat memberikan support kepada siswa yang ikut festival

Berpartisipasi dalam kegiatan Festival Mural Tenun Ikat ini merupakan sebuah kesempatan yang sangat baik bagi peserta didik SMK Wachid Hasjim Maduran. Sebab di SMK Wachid Hasjim Maduran sendiri sudah ada kelas Seni Rupa setiap minggunya. Dengan ikut festival mural ini tentunya akan semakin memperkaya motivasi belajar Seni Rupa dan menambah pengalaman dalam dunia Seni Rupa.

“Alhamdulillah, ini event yang sangat bagus sekali. Biasanya di kelas Seni Rupa anak-anak melukis di media canvas. Tapi di festival mural ini anak-anak bisa berkreasi pada media dinding (tembok) yang tentunya itu berbeda dengan melukis di media canvas. Teknik melukis dan penggunaan komposisi warna akan sedikit berbeda. Ini hal baru bagi anak-anak kami, dan luar biasa”. Ujar Bapak Udiyanto, S. Sn., selaku guru Seni Rupa SMK Wachid Hasjim Maduran.

Reporter: Astita Aurelia dan Shefina

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *